Rabu, 09 Februari 2011

Korsel, Jepang, China Bahas Nuklir Korut

    Menteri Luar Negeri dari Korea Selatan, China dan Jepang, Sabtu, akan melakukan pertemuan guna membahas program nuklir Korea Utara dan tenggelamnya sebuah kapal perang Korea Selatan baru-baru ini, kata seorang diplomat Jepang.
Menteri Luar Negeri Korea Selatan (Korsel) Yu Myung-Hwan akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Yang Jiechi dan timpalannya dari Jepang Katsuya Okada, Sabtu malam, di kota bagian selatan, Gyeongju, kata diplomat itu kepada AFP, Sabtu.
Perundingan tiga pihak itu, dilakukan untuk keempat kalinya, di tengah-tengah meningkatnya ketegangan atas peristiwa tenggelamnya kapal perang Korea Selatan (Korsel) tidak jauh dari perbatasan yang diperselisihkan dengan Korea Utara (Korut) di Laut Kuning.
Hasil penyelidikan atas peristiwa tenggelamnya kapal itu, yang menewaskan 46 orang Korea Selatan (Korsel), dijadwalkan dilaporkan pekan depan.
Seoul telah berjanji untuk segera bereaksi jika Korea Utara (Korut), yang telah menyangkal bertanggung jawab, terbukti telah menenggelamkan Cheonan.
"Insiden Cheonan akan secara alami dibicarakan (oleh para menteri luar negeri) ketika mereka membahas kondisi keamanan kawasan," menurut pejabat Kementerian Luar Negeri Korea Selatan yang tidak mau disebutkan namanya, saat dikutip kantor berita Yonhap, Jumat.
Menteri Luar Negeri Korea Selatan akan juga melakukan pembicaraan satu lawan satu dengan Yang Jiechi pada Sabtu dan Katsuya Okada pada Minggu. Yang Jiechi dan Katsuya Okada akan bertemu pada Sabtu untuk melakukan perundingan dwipihak.
Seoul mengatakan bahwa pemulihan perundingan enam pihak mengenai perlucutan Korea Utara (Korut) seharusnya menunggu hingga Korea Selatan menyelesaikan penyelidikan mengenai tenggelamnya kapal itu dan bagaimana menjawabnya.
Para pejabat telah mengatakan bahwa Seoul akan mencoba untuk melaporkan Pyongyang ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas peluang sanksi lebih lanjut.
Isu utama yang lain yang akan dibahas oleh para menteri tersebut adalah pertemuan puncak pemimpin negara-negara mendatang yang tampaknya dilakukan di Korea Selatan (Korsel) akhir bulan ini, kata pejabat Kementerian Luar Negeri Korea Selatan (Korsel). 

about me

Hi, nama lengkap saya adalah Taufiq Hidayat, kalian dapat memanggil saya topex, saya bertempat tinggal di Welahan bagian barat, saya lahir di Jepara pada tanggal 22 Oktober 1992.
Saya Sekolah di SMK Negeri Kalinyamatan Kelas XII, mengambil jurusan Produksi Grafika.
Saya merupakan anak ke tiga dari empat bersaudara, saya orangnya chalem gax neko - neko, hobi saya adalah surving dan mendengarkan musik.
Itulah sebagian data tentang saya...

Jumat, 28 Januari 2011

cerita Abu Nawas

Abu Nawas dan Kisah Enam Ekor Lembu yang Pandai Bicara

lembu-abu-nawas

Pada suatu hari, Sultan Harun al-Rasyid memanggil Abu Nawas menghadap ke Istana. Kali ini Sultan ingin menguji kecerdikan Abu Nawas. Sesampainya di hadapan Sultan, Abu Nawas pun menyembah. Dan Sultan bertitah, “Hai, Abu Nawas, aku menginginkan enam ekor lembu berjenggot yang pandai bicara, bisakah engkau mendatangkan mereka dalam waktu seminggu? Kalau gagal, akan aku penggal lehermu.
“Baiklah, tuanku Syah Alam, hamba junjung tinggi titah tuanku.”
Semua punggawa istana yang hadir pada saat itu, berkata dalam hati, “Mampuslah kau Abu Nawas!”
Abu Nawas bermohon diri dan pulang ke rumah. Begitu sampai di rumah, ia duduk berdiam diri merenungkan keinginan Sultan. Seharian ia tidak keluar rumah, sehingga membuat tetangga heran. Ia baru keluar rumah persis setelah seminggu kemudian, yaitu batas waktu yang diberikan Sultan kepadanya.
Ia segera menuju kerumunan  orang banyak, lalu ujarnya, “Hai orang-orang muda, hari ini hari apa?”
Orang-orang yang menjawab benar akan dia lepaskan, tetapi orang-orang yang menjawab salah, akan ia tahan. Dan ternyata, tidak ada seorangpun yang menjawab dengan benar. Tak ayal, Abu Nawas pun marah-marah kepada mereka, “Begitu saja kok anggak bisa menjawab. Kalau begitu, mari kita menghadap Sultan Harun Al-Rasyid, untuk mencari tahu kebenaran yang sesungguhnya.”
Keesokan harinya, balairung istana Baghdad dipenuhi warga masyarakat yang ingin tahu kesanggupan Abu Nawas mambawa enam ekor Lembu berjenggot.
Sampai di depan Sultan Harun Al-Rasyid, ia pun menghaturkan sembah dan duduk dengan khidmat. Lalu, Sultan berkata, “Hai Abu Nawas, mana lembu berjenggot yang pandai bicara itu?”
Tanpa banyak bicara, Abu Nawas pun menunjuk keenam orang yang dibawanya itu, “Inilah mereka, tuanku Syah Alam.”
“Hai, Abu Nawas, apa yang kau tunjukkan kepadaku itu?”
“Ya, tuanku Syah Alam, tanyalah pada mereka hari apa sekarang,” jawab Abu Nawas.
Ketika Sultan bertanya, ternyata orang-orang itu memberikan jawaban berbeda-beda. Maka berujarlah Abu Nawas, “Jika mereka manusia, tentunya tahu hari ini hari apa. Apalagi jika tuanku menanyakan hari yang lain, akan tambah pusinglah mereka. Manusia atau hewan kah mereka ini? “Inilah lembu berjenggot yang pandai bicara itu, Tuanku.”
Sultan heran melihat Abu Nawas pandai melepaskan diri dari ancaman hukuman. Maka Sultan pun memberikan hadiah 5.000 dinar kepada Abu Nawas.
Sumber bacaan: Alkisah Nomor 02 / 19 Jan – 1 Feb 2004
http://www.myagrotani.com/myagrotani_com/media/Image/lembu.jpg

album Ax7